Selama beberapa tahun terakhir, tren naik gunung kian ramai digemari berbagai kalangan. Banyak orang awam yang mulai tertarik untuk menikmati keindahan alam dari ketinggian, namun sayangnya, tidak semua pendaki dibekali dengan pengetahuan yang cukup. Seperti pemahaman terkait istilah-istilah dalam pendakian yang sangat penting bagi keselamatan dan kenyamanan mereka selama di gunung. Jadi ini dia, istilah yang perlu sobat hikers tau sebelum melakukan pendakian.
1. Basecamp
Basecamp merupakan titik awal yang biasanya menjadi tempat berkumpulnya para pendaki sebelum memulai pendakian. Di sini, pendaki dapat mempersiapkan peralatan, mengecek perlengkapan, serta beristirahat sebelum mengawali perjalanan menuju puncak. Basecamp juga sering menjadi tempat bagi pendaki untuk berkoordinasi dengan tim pendakian atau sekadar ngobrol antar sesama pendaki. Jadi, basecamp bisa dikatakan semacam "tempat persinggahan" bagi pendaki sebelum melanjutkan perjalanan.
2. Simaksi
Simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) adalah surat izin yang wajib dimiliki oleh pendaki sebelum memasuki kawasan taman nasional atau konservasi. Simaksi biasanya dikeluarkan oleh pengelola kawasan sebagai bukti bahwa pendaki telah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk mendaki, seperti registrasi, pembayaran tiket, dan pernyataan mematuhi peraturan. Simaksi ini sangat penting untuk memastikan pendakian dilakukan dengan aman dan tertib. Jadi, jangan sampai lupa mengurus simaksi sebelum mendaki, ya.
3. Trekking
Trekking adalah aktivitas berjalan kaki yang dilakukan di jalur-jalur alam seperti gunung atau hutan. Di Indonesia, trekking menjadi pilihan favorit karena banyaknya tempat yang menyuguhkan keindahan alam, mulai dari hutan tropis hingga padang savana. Aktivitas ini menuntut stamina dan persiapan fisik yang baik, dikarenakan umumnya aktivitas ini memakan waktu hingga beberapa hari. Jadi jangan lupa untuk selalu berlatih sebelum trekking, ya. Selain itu, pastikan untuk selalu membawa bekal dan air minum yang cukup. Beserta peralatan penting, seperti tenda, carrier, sleeping bag, headlamp, jas hujan, alat masak, sepatu, dan jaket yang nyaman ya.
4. Tektok
Nah, sebelumnya kita membahas trekking yang umumnya memakan waktu dalam beberapa hari. Kali ini ada istilah Tektok yang mungkin terdengar asing untuk sobat hikers yang baru terjun ke dunia pendakian. Tektok adalah istilah untuk pendakian yang dilakukan tanpa menginap, alias langsung naik dan turun di hari yang sama. Umumnya, tektok dilakukan di gunung-gunundengan jalur pendek atau untuk mereka yang ingin menantang stamina dan kecepatan. Tektok memang menuntut kondisi fisik yang prima, karena pendaki tidak punya waktu untuk istirahat lama. Jadi, pastikan tubuh dalam kondisi fit sebelum mencoba gaya pendakian ini.
5. Porter
Porter adalah orang yang bertugas membantu membawa barang-barang pendaki selama perjalanan. Biasanya, jasa porter digunakan oleh pendaki yang membawa banyak perlengkapan atau ingin meringankan beban di punggung. Porter biasanya merupakan warga sekitar yang berpengalaman dan mempunyai fisik yang kuat, sehingga mereka bisa membawa barang dengan cepat dan aman. Menggunakan jasa porter juga merupakan bentuk apresiasi dan bentuk dukungan perekonomian sekitar bagi masyarakat sekitar gunung.
6. Aklimatisasi
Apabila sobat hikers melakukan pendakian di ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut, sobat hikers akan mengalami tekanan udara yang rendah dan oksigen akan kian mulai menipis. Kondisi ini menyebabkan sobat hikers harus meluangkan waktu bagi tubuh untuk beradaptasi. Proses inilah yang disebut dengan aklimatisasi. Aklimatisasi ialah proses penyesuaian tubuh terhadap perubahan ketinggian saat mendaki gunung. Proses ini sangat penting, agar tubuh bisa beradaptasi dengan kadar oksigen yang lebih rendah. Biasanya, pendaki akan beristirahat di ketinggian tertentu selama beberapa jam atau bahkan sehari untuk memungkinkan tubuh beradaptasi. Dengan melakukan aklimatisasi, risiko terkena AMS bisa diminimalkan, sehingga pendakian jadi lebih aman dan nyaman.
7. Altitude Sickness (Acute Mountain Sickness/AMS)
Acute Mountain Sickness atau AMS adalah kondisi yang dialami pendaki saat tubuh kesulitan beradaptasi dengan perubahan ketinggian. Gejalanya bisa berupa pusing, mual, sesak napas, dan kelelahan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar oksigen di ketinggian. Semakin tinggi kita mendaki, semakin tipis kadar oksigen, sehingga tubuh perlu menyesuaikan diri. Untuk menghindari AMS, penting untuk mendaki secara perlahan, banyak minum air putih, dan tidak memaksakan diri. Kalau sobat hikers mulai merasakan gejala AMS, lebih baik segera turun ke ketinggian yang lebih rendah.
8. Hipo (Hipotermia)
Hipotermia ialah kondisi berbahaya di mana suhu tubuh menurun drastis karena terkena suhu dingin dalam waktu yang lama. Kondisi ini bisa terjadi saat pendaki tidak menggunakan pakaian yang sesuai atau terpapar hujan dan angin di ketinggian. Gejala hipotermia meliputi menggigil, tubuh lemas, dan penurunan kesadaran. Untuk mencegah hipotermia, penting untuk memakai pakaian yang sesuai dengan cuaca di gunung, menggunakan jaket waterproof, dan selalu menjaga tubuh agar tetap kering. Jika mengalami gejala hipotermia, segeralah cari tempat berlindung, ganti pakaian basah dengan yang kering, dan minum minuman hangat.
9. Summit
Summit merupakan istilah yang digunakan pendaki dalam melakukan perjalanan menuju puncak. Istilah ini sering digunakan saat para pendaki berhasil mencapai titik tertinggi dari gunung yang mereka daki. Proses menuju summit sering kali penuh tantangan, mulai dari medan yang terjal, hingga cuaca yang tak menentu. Tapi ketika sampai di puncak, semua perjuangan akan terbayar dengan pemandangan indah dan perasaan bangga yang tidak bisa diungkapkan.
Dengan memahami istilah-istilah di atas, sobat hikers bisa lebih siap dan percaya diri saat mendaki. Perlu diingat, mendaki bukan hanya sekadar soal fisik, melainkan juga soal persiapan yang matang. Seperti mempersiapkan peralatan outdoor yang lengkap hanya di Hike n Run. Banyak promo dan diskon menarik yang dapat sobat hikers nikmati.
Leave a comment